Kamis, 20 Maret 2014

TEORI PIAGET



Penyair Noah Perry pernah bertanya, “ Siapa yang tahu pikiran anak-anak?” Psikolog Swiss Jean Piaget (1896-1980) tahu lebih banyak dibandingkan orang lain.
Proses kognitif. Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak menggunakan skema (kerangka kognitif atau kerangka refrensi). Sebuah skema (schema) adalah konsep atau kerangka yang eksis di dalam fikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan meninterpretasikan informasi. Skema bisa merentang mulai dari skema sederhana (seperti skema sebuah mobil) sampai skema kompleks (seperti skema tentang apa yang membentuk alam semesta).
Piaget (1952) mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka : Asimilasi dan Akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika orang menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan skematik yang sudah mereka punya. Namun, Akomodasi dapat terjadi ketika orang menyesuaikan skema pengetahuan mereka ke informasi baru. Piaget juga mengatakan bahwa untuk memahami dunianya, anak-anak secara kognitif mengorganisasikan pengalaman mereka. Organisasi adalah konsep Piaget yang berarti usaha mengelompokkan urutan yang lebih teratur, ke dalam sistem fungsi kognitif. Dimana setiap level pemikiran akan diorganisasikan. Ekuilibrium adalah suatu mekanisme yang dikemukakan Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak bergerak dari satu tahap pemikiran ke tahap selanjutnya. Pergerseran ini terjadi saat anak mengalami konflik kognitif atau diseekuilibrium dalam usahanya untuk memahami dunianya. Pada akhirnya, anak memecahkan konflik itu dan mendapatkan keseimbangan pemikiran.
Tahap-Tahap Piagetian. Melalui observasinya, Piaget juga meyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam 4 tahapan. Masing-masing tahap berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang berbeda-beda. Menurut Piaget, kemajuannya berbeda-beda. Tahapan Piaget itu adalah fase sensorimotor, pra operasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Pemikiran pra-operasional bisa dibagi menjadi 2 subtahap: fungsi simbolis dan pemikiran intuitif. Subtahap fungsi simbolis, subtahap pertama dari pemikiran pra-operasional, terjadi di antara usia 2-4 thn, berkembangnya kemampuan untuk merepresentasikan objek yang tidak hadir dan meningkatnya pemikiran simbolis, muncul egosentrisme dan animisme. Subtahap pemikiran intuitif adalah subtahap kedua dalam pemikiran pra-operasional, dimulai sekitar 4 thn dan berlangsung sampai 7 thn. Pada subtahap ini, anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan. Piaget menyebut tahap ini sebagai “intuitif” karena anak-anak tampaknya merasa yakin terhadap pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi tidak menyadari bagaimana mereka bisa mengetahui apa-apa yang mereka ingin ketahui. Artinya, mereka mengatakan bahwa mereka tahu sesuatu tetapi mereka mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional. Banyak contoh-contoh tahap pra-operasional ini menunjukkan karakteristik pemikiran yang disebut centration, yaknni pemfokusan (atau pemusatan) perhatian pada satu karakteristik dengan mengabaikan karakteristik lainnnya. Centration tampak jelas dalam kurangnya conservation dari anak di tahap pra-operasional. “Konservasi” (conservation) yang dimaksud di sini adalah ide bahwa beberapa karakteristik dari objek itu tetap sama meski objek itu berubah penampilannya. Tahap operasional konkret adalah tahap perkembangan kognitif Piagetian ketiga, dimulai dari sekitar umur 7thn sampai sekitar 11 thn. Pemikiran operasional konkret mencakup penggunaan operasi. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi konkret. Kemampuan untuk menggolong-golongkan sudah ada, tetapi belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Operasi konkret adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkret nyata. Operasi konkret membuat anak bisa mengordinasikan beberapa karakteristik, jadi bukan hanya fokus pasa satu kualitas Dari objek. Tahap operasional formal, tahap ini muncul pada usia 7-15 thn, adalah tahap keempat menurut teori Piaget dan tahap kognitif terakhir. Pada tahap ini, individu sudah mulai memikirkan pengalaman di luar pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan logis. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional tampak jelas dalam pemecahan problem verbal. Pemikir operasional konkret perlu melihat elemen konkret A,B, dan C untuk menarik kesimpulan logis bahwa jika A=B dan B=C, maka A=C. sebaliknya, pemikir operasional formal dapat memecahkan persoalan ini walau problem ini hanya disajikan secara verbal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar