Kamis, 12 Desember 2013

Laporan Observasi SMK Tritech Informatika Medan

fitri khairani ginting
caroline utama
fithra runisya simamora




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG SEKOLAH
Nama                                       : SMK Tritech Informatika Medan
Alamat                                     : Jalan Bhayangkara nomor 484, Medan
Propinsi                                    : Sumatera Utara
Telepon/ Faximile                    : 061-6635991/ 061-6641576
Kepala Sekolah                        : Drs. Suprianto
Status Sekolah                          : Swasta
Bidang Keahlian                       : Teknik Informasi dan Komunikasi
Program Keahlian                     : Teknik Komputer dan Informatika
Kompetensi Keahlian               : TKJ-Multimedia-RPL
Visi                                            : Menjadi SMK berbasis teknologi informatika yang Unggul, Mandiri, Religius dan Berstandar Internasional
 Misi                                          : Siswa/i mampu menguasai komputer software dan hardware serta jaringan IT.  Melahirkan generasi yang handal dalam bidang IPTEK, IMTAQ dan berjiwa kebangsaan 
Motto                                      : Creative Generation Community

Sejarah singkat                        :
Berawal dari niat suci Yayasan Bapak Zulfiki, S.E., S.Sos. untuk beribadah kepada Allah SWT dan pengabdian dirinya bagi dunia pendidikan, SMK Tritech Informatika berdiri diawali dengan dibukanya Lembaga Kursus Komputer dan Bahasa Inggris yang diberi nama Tritech Quantum. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan dari masyarakat maka pada tanggal 20 Mei 2010 didirikanlah SMK Tritech Informatika dengan memakai konsep SMK IT Modern.
SMK Tritech Infromatika memiliki tiga Program Keahlian, yaitu Teknik Ketrampilan Jaringan, Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak yang bertempat di Jalan Bhayangkara nomor 522 Medan dan diasuh oleh Guru dan Dosen berpengalaman tamatan S1 dan S2 dari Universitas Negeri dan Swasta yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional.
Pada saat ini SMK Tritech Informatika mengasuh 1000 siswa/i, dengan jumlah pendidik sebanyak 80 orang dan tahun ajaran 2012/2013 telah menempati gedung baru di Jalan Bhayangkara nomor 484 dengan jumlah kelas sebanyak 36 orang.
Guna pengembangan selanjutnya pada tahun 2013 akan dibuka STMIK dan PLSM, hal ini dilakukan dalam rangka memnuhi keinginan masyarakat dan membantu program pemerintah dalam bidang Pendidikan.

B.     DATA OBSERVER
Hari, tanggal observasi             : Senin, 18 November 2013
Jam observasi                           : 08.30 – 09.15 (45 menit)
Jumlah observer                       : 3 orang (Fithra Runisya, Caroline Utama, Nanda Lukita Audi)
Posisi observer dalam kelas     : di sudut kanan bagian belakang kelas
Kelas                                        : X TKJ 3
Mata pelajaran                         : Agama Islam
Nama guru                               : Mushohur, S.Pd.
Jumlah siswa                           : 24 orang
Alat yang digunakan observer: pulpen, notes dan kamera

  1. KONDISI FISIK KELAS
Kelas berukuran kurang lebih 4 meter X 7 meter, bagian kanan dan kiri sisi ruangan dibagi menjadi dua warna, yaitu warna kuning dan hijau. Kemudian bagian depan dan belakang ruangan berwarna hijau. Di dinding bagian depan ruangan terdapat sebuah white board. Di atas white board terdapat sebuah LCD TV. Di samping TV tersebut terdapat sebuah AC berukuran 1 PK. Di sudut kanan depan ruangan terdapat sebuah jam dinding. Meja guru terletak di bagian depan ruangan sebelah kanan. Sebuah laptop yang tersambung dengan LCD TV terletak di atas meja guru. Kemudian sebuah kipas angin dipasang di sebelah kiri ruangan.
Posisi duduk siswa dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berada di sebelah kiri ruangan yang menghadap ke sisi kanan ruangan. Bagian kedua duduk di tengah ruangan dan menghadap ke white board. Bagian ketiga duduk di sisi kanan ruangan dan menghadap ke sisi kiri ruangan. Jarak kursi antara bagian pertama dan bagian kedua adalah 1 meter dan jarak kursi antara bagian kedua dengan bagian ketiga adalah 0,5 meter.
Terdaapt 4 lampu di langit-langit ruangan. Lampu dipasang dengan posisi 2 di bagian depan ruangan dan 2 lainnya di bagian belakang ruangan. Di sudut ruangan terdapat dua buah sapu dan sekop sampah. Sisi belakang dan kanan ruangan terpasang kerengkeng besi yang digunakan beberapa siswa untuk menaruh tas mereka.

D.    HASIL OBSERVASI PROSES BELAJAR
Guru menjelaskan materi dengan menggunakan media laptop yang kemudian disambungkan dengan LCD TV. Materi yang dibahas pada pertemuan yang kami observasi adalah mengenai materi Husnuzhan. Guru memulai pelajaran dengan berdiri di depan kelas dan mengajak siswa untuk memulai pelajaran. Guru dengan posisi berdiri, mulai menjelaskan materi. Tangan guru sesekali mengarah ke siswa dan terkadang senyum tipis dan mengeluarkan gelak tawa. Guru juga berjalan kecil ke arah sekeliling siswa.
Sambil menjelaskan, guru sesekali menanyakan beberapa pertanyaan mengenai pemahaman siswa akan materi hari itu. Kemudian salah satu siswa menjawab dan diikuti oleh jawaban dari siswa lainnya. Dalam proses belajar mengajar, guru member contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari mengenai materi Husnuzhan dan contoh yang diberikan guru adalah tentang perilaku korupsi oleh pejabat negara. Guru menjelaskan bahwa korupsi tidak hanya dilakukan oleh pejabat negara. Korupsi juga dapat dilakukan secara tidak sadar oleh siapa saja. Guru kemudian mencontohkan korupsi uang jajan yang dilakukan siswa. Mendengarkan contoh yang diberikan guru, sebagian siswa tertawa, tangan memgang perut, badan bergundang pelan dan gelak tawa terdengar di ruagnan kelas. Salah satu siswa kemudian menunjuk temannya sambil tertawa dan berkata: “Kau kan yang korupsi!”. Kemudian temannya tertawa dan membalas: “Kau, ya!”.
Ketika guru menjelaskan materi, terlihat beberapa siswa bercakap-cakap namun hanya sesaat dan kemudian mereka memperhatikan kembali ke guru. Ada juga siswa yang mengoper flashdisk dan terlihat oleh guru. Guru kemudian berkata: “Itu isinya bahan, ya? Jangan yang aneh-aneh.” Siswa sambil tertawa menjawab: “Enggak, Pak, hehehe”.
Media yang digunakan siswa adalah laptop berisi bahan/ slides, wifi, modem dan flashdisk. Di tengah proses belajar, ada beberapa siswa yang mengeluarkan dan bermain handphone. Ada juga beberapa siswa yang tidak membawa laptop. Ada pula beberapa siswa yang membuka laptop namun tidak berisi bahan yang diperlajari saat itu.
Seusai guru menjelaskan materi, guru menanyakan kesimpulan menurut siswa akan materi Husnuzhan. Kemudian sebagian siswa menjawab. Mendengar kesimpulan menurut siswa, guru mengangguk sambil berkata: “Ayo sekarang catat kesimpulannya.” Lalu guru mendiktekan kesimpulannya. Setelah siswa selesai mencatat hasil kesimpulan yang didiktekan guru, kemudian guru berkata: “Coba kalian lihat, kesimpulan yang kalian utarakan, hanya sebagian yang sesuai dengan kesimpulan yang sebenarnya.” Setelah itu, guru menjelaskan tujuan materi hari itu. Sebagian siswa mengetik kesimpulan di laptop masing-masing dan ada beberapa siswa yang tidak membawa laptop mencatat kesimpulan di buku tulis.


BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN

1.      Teori
Gagne mengidentifikasi sembilan peristiwa pembelajaran untuk dipakai sebagai pedoman perencanaan pembelajaran. Fungsinya adalah mendukung proses kognitif pelajar selama belajar. Misalnya, mengatakan “hari ini kita akan mempelajari prestasi pada pemain basket dalam memasukkan bola” (menyatakan tujuan) akan membantu siswa menyiapkan tujuan dan elemen kunci dari peristiwa yang akan muncul (ekspektansi untuk belajar). Demikian pula memberikan petunjuk atau isyarat dapat menfasilitas pengkodean dan penyimpanan belajar baru di dalam ingatan jangka panjang. Berikut table kaitan antara tahapan belajar dengan peristiwa pembelajaran:
            Tabel 1. Tahapan belajar Robert Gagne (Gredler, 2011: 199)
Deskripsi
Tahapan Belajar
Kegiatan Pembelajaran

1.      Mengarahkan perhatian



Menarik perhatian siswa dengan menggunakan kejadian tidak seperti biasanya, pertanyaan atau perubahan stimulus.
Persiapan belajar
2.      Ekspektasi
Memberitahu tujuan belajar kepada pemelajar.

3.      Retriveral (pengambilan informasi dan/atau keterampilan yang relevan) untuk dimasukkan ke ingatan kerja
Merangsang ingatan atas belajar yang telah dipelajari sebelumnya.
Akuisisi dan kinerja
4.      Persepsi selektif atas ciri stimulus
Menyajikan stimulus dengan ciri yang berbeda.

5.      Penyandian semantik
Memberikan bimbingan belajar.

6.      Retriveral dan respons
Memunculkan kinerja

7.      Penguatan
Memberi balikan informatif.
Transfer belajar
8.      Pemberian petunjuk retrieval
Menilai perbuatan/kinerja.

9.      Generalisasi
Memunculkan kinerja dengan contoh baru.

      Persiapan Belajar
Menarik perhatian, memberitahu pemelajar tentang tujuan belajar, dan mendorong siswa untuk mengingat kembali pelajaran sebelumnya, merupaka tiga kegiatan pembelajaran yang membuka jalan bagi belajar yang baru. Menarik perhatian pemelajar dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang provokatif, menceritakan kejadian yang tidak lazim, atau membangkitkan minat tertentu anak. Misalnya, belajar tentang atmosfir bumi bisa diawali dengan pertanyaan “Taukah kalian bahwa salah satu zat yang kita hirup sehari-hari adalah asam belerang?” (Gagne & Dirscoll dalam Gredler, 2011)
Arti penting dari menginformasikan tujuan pada siswa tidak boleh diremehkan. Kebanyakan anak belum dapat menentukan ketrampilan dan konsep yang akan dipelajari dari tugas-tugas akademik mereka (Peterson dalam Gredler, 2011). Biasanya, mereka menganggap bahwa tujuan belajar, khususnya tugas di kelas adalah menyelesaikan tugas. Selanjutnyam untuk mempersiapkan siswa untuk taraf belajar yang baru, pembelajaran harus mengugah ingatan siswa terhadap prasyarat yang penting (Tahapan 3/ retrieval).

Akuisisi dan Kinerja
            Kegiatan inti dari pembelajaran adalah menyajikan stimulus tertentu, menyediakan pedoman belajar, memunculkan kinerja dan memberikan tanggapan atau umpan balik (feedback). Karakteristik stimulus atau situasi yang dengannya pemelajar berinteraksi selama pembelajaran akan diberikan terlebih dahulu. Kemudian, pembelajaran memberi pedoman belajar dengan menghadirkan situasi spesifik yang diiringi dengan petunjuk yang dibutuhkan.
            Pemberian pedoman belajar merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran (Gagner dalam Gredler, 2011). Pertama, ia membantu pemelajar mentransformasikan kapabilitas baru ke dalam suatu bentuk sandi untuk kelak diambil. Kedua, ia dapat membuat perbedaan seperti apakah belajar yang baru itu sulit atau relatif mudah, dan apakah pembelajarannya efektif atau tidak.
            Untuk menentukan efektivitas penyandian (encoding), guru meminta siswa menunjukkan kemampuan barunya. Kemudian diberikan tanggapan yang mengindikasikan koreksi yang diperlukan atau penguatan dengan mengkonfirmasikan bahwa tujuan sudah tercapai.

Retrieval dan Transfer
            Bagian akhir dari pembelajaran adalah memberikan asesmen atas belajar hal yang baru dan diikuti dengan petunjuk tambahan tentang retrieval dan transfer. Untuk asesmen, situasi baru atau contoh baru harus diberikan kepada siswa utnuk memastikan belajar mereka tidak terbatas pada contoh yang sudah diperkenalkan dalam kegiatan pembelajaran inti. Pembelajaran kemudian diakhiri dengan stimuli yang secara khusus didesain untuk memperkuat retensi dan transfer.

2.      Pembahasan
Berikut kelompok kaitkan teroti sembilan tahapan belajar Robert Gagne (Tabel 1) dengan hasil observasi yang dilakukan kelompok. Menurut teori terdapat sembilan tahapan dalam kegiatan belajar dan kelompok menemukan beberapa tahapan yang sudah dan belum dilakukan dalam kelas yang kami observasi:

Tabel 2. Kaitan Hasil Observasi dengan Teori Tabel 1
Deskripsi
Tahapan belajar
Hasil observasi
Pembahasan
Persiapan belajar
1.   Mengarahkan perhatian
-
-

2.   Ekspektasi
Penjelasan guru akan tujuan materi Husnuzhan yang disampaikan di akhir materi.
Dengan memberitahukan tujuan belajar yang akan dicapai, siswa tidak hanya terdidik dengan teori, namun juga mengetahui lebih dalam tentang manfaat apa yang diharapkan dari pelajaran tersebut. Namun, dalam kelas yang diobservasi, guru bukan memberikan tujuan pelajaran di awal, tetapi di akhir. Hal ini kurang sesuai dengan tahapan belajar Gagne, yang mengharuskan penyampaian tujuan belajar di awal sebelum materi dimulai.

3.   Retrieval
-
-
Akuisisi dan Kinerja
4.   Perspektif selektif atas ciri stimulus
-
-

5.   Penyandian semantik
Dalam proses belajar mengajar, guru memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari mengenai materi Husnuzhan dan contoh yang diberikan guru adalah tentang perilaku korupsi oleh pejabat negara.
Dalam proses belajar, siswa memang diharapkan menjadi pembelajar aktif, namun bimbingan dari mentor/ pendidik juga sangta penting bagi penguasaan informasi. Meskipun siswa sudah memiliki slide di laptop masing-masing dan mampu membaca serta mencari informasi mengenai materi, guru tetap memberikan bimbingan berupa ceramah dan pemberian contoh di kelas.

6.   Retrieval dan respons
Seusai guru menjelaskan materi, guru menanyakan kesimpulan menurut suswa akan materi Husnuzhan. Kemudian sebagian siswa menjawab.
Setelah mengetahui konsep dan penjelasan materi pembelajaran, sangat penting menuntut siswa/i untuk memunculkan kinerja sebagai bukti. Kinerja siswa dalam kelas, ketika guru selesai menjelaskan dengan ceramah, adalah siswa dituntut untuk memberikan kesimpulan sebagai bukti dari pemahaman siswa atas materi yang telah disampaikan.

7.    Penguatan
Mendengar jawaban kesimpulan menurut siswa, guru mengangguk sambil berkata: “Ayo sekarang catat kesimpulannya”. Lalu guru mendiktekan kesimpulan materi.
Saat seorang siswa/i telah menunjukkan kinerjanya, maka ada informasi tambahan ataupun koreksi yang diberikan oleh guru. Dapat dilihat dengan, setelah siswa menyampaikan kesimpulan dari materi yang diajarkan guru, guru menyampaikan kembali kesimpulan materi tersebut.
Transfer belajar
8.   Pemberian petunjuk retrieval
Guru berkata: “Coba kalian lihat, kesimpulan yang kalian utarakan hanya sebagian yang sesuai dengan kesimpulan yang sebenarnya.”
Penting halnya untuk menilai kinerja siswa dan melihat bagaimana pemahaman siswa. Hal ini juga bertujuan agar siswa menyadari seberapa kemampuan penguasaannya guna kedepannya menjadi lebih baik.

9.   Generalisasi
-
-


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan observasi kondisi fisik kelas oleh kelompok, kami membuat kesimpulan yaitu ruang belajar memiliki fasilitas yang cukup baik dengan adanya LCD TV yang membantu siswa secara visual dalam memahami materi yang disampaikan guru. Pencahayaan dalam ruangan sangat terang dengan 4 lampu dan ruangan yang sejuk dilengkapi AC membantu siswa untuk lebih berkonsentrasi belajar dalam ruangan.
Proses belajar dalam kelas yang kami observasi memenuhi lima dari sembilan tahap pembelajaran Robert Gagne (Tabel 2) yaitu: ekspektasi, penyandian semantic, retrieval dan respon, penguatan dan pemberian petunjuk retrieval.

  1. SARAN
Hasil observasi dan pembahasan (Tabel 2) menunjukkan bahwa proses pembelajaran hanya memenuhi lima dari sembilan tahapan pembelajaran Robert Gagne. Menurut kelompok, akan lebih efektif pembelajaran yang dilakukan jika memenuhi kesembilan tahapan tersebut (Tabel 1) dan dengan urutan yang sesuai. Selain itu, dalam menjelaskan tujuan pembelajaran (tahapan ekspektasi) akan lebih baik jika guru memberitahukan tujuan pembelajaran sebelum kelas dimulai daripada sesudah kelas berlangsung agar siswa dapat memiliki gambaran yang jelas tentang topik yang akan dibahas pada hari itu.
Observer melihat ada beberapa siswa yang bermain handphone dan tidak membuka bahan saat proses belajar mengajar. Saran dari kelompok adalah guru sebaiknya memastikan bahwa siswa membuka materi yang sedang dijelaskan sehingga proses belajar berjalan dengan lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA
Gtedler, Margaret. E. 2011. Learning and Instruction. Jakarta: Kencana.