Minggu, 23 Maret 2014

Teori Ekologi Bronfen brenner

Felix ChristianEvelyn
Yunike Mariana
Ilmi Khoir Purba
(Tugas kelompok 4)


       Teori ekologi dikembangkan oleh urie Bronfen Brenner (1917-) yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang memengaruhi perkembangan anak. Jika dikaitkan dengan pengalaman saya, budaya lingkungan di rumah maupun di luar rumah telah membentuk kepribadian dan mempengaruhi perkembangan saya .
          Teori ekologi dari Bronfen Brenner terdiri dari 5 sistem lingkungan:
  •        Mikrosistem adalah setting di mana individu menghabiskan banyak waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah dan tetangga. Jika dikaitkan dengan pengalaman saya, setting ini terjadi ketika saya beriteraksi secara timbal balik dengan orang lain yang membantu menkonstruksi setting tersebut. Seperti; di kampus saya akan berinteraksi dengan dosen dan sahabat saya, apabila di rumah saya lebih menghabiskan waktu dengan orangtua dan keluarga.
  •         Mesosistem adalah kaitan antar-mikrosistem. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman dalam keluarga dengan pengalaman di sekolah, dan antara keluarga dan teman sebaya. Jika dikaitkan dengan pengalaman saya, misalnya, pengalaman yang saya dapat dari keluarga adalah untuk selalu disiplin waktu dan sopan santun, dari sekolah adalah pelajaran mengenai moral, pentingnya menghargai waktu, sehingga ketika saya memiliki kegiatan seperti berjanji dengan orang penting di luar itu saya dapat di akui menjadi individu yang mmapu bersikap santun dan ontime dengan waktu
  •            Ekosistem terjadi ketika pengalaman di setting lain mempengaruhi pengalaman murid dan guru dalam konteks mereka sendiri. Jika dikaitkan dengan pengalaman saya, misalnya peran ayah dengan argumennya dalam memberikan pandangan hidup dan peran ibu dengan argumen sesuai persepsinya dalam memandang hidup akan berbeda, tapi mereka adalah kedua orangtua saya, dimana sama-sama memberikan peran penting dalam hidup saya, namun karena masing-masing individu meskipun telah hidup bersama wajar saja apabila memiliki persepsi yang berbeda, persepsi dari ayah dan ibu membentuk pola fikir saya dan dapat memberikan pengaruh untuk perkembangan saya.
  •      Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Aspek dari status sosioekonomi murid adalah faktor perkembangan dalam kemiskinan. Jika dikaitkan dengan pengalaman saya adalah budaya melayu memiliki adat tertentu ketika menikah yang mau tidak mau harus saya ikuti apabila saya menikah nanti, contohnya; makan ayam hadap-hadapan, tepung tawar dan tukar tepak dengan pengantin laki-laki. Dalam melayu orangtua selalu menekankan sopan santun yang harus dijunjung tinggi, contohnya, cara berbicara dengan yang lebih tua, cara duduk, cara makan, cara berteman dan cara bertamu dll, hal itu saya dapatkan di dalam keluarga saya yang akhirnya telah terbiasa untuk selalu di aplikasikan sehari-hari.
  •     Kronosistem adalah kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak. Jika dikaitkan dengan pengalaman saya adalah kemajuan teknologi yang semakin berkembang membuat saya lebih muda untuk mengakses / mengetahui apapun yang saya ingin ketahui hanya dengan menggunakan layanan internet, kondisi lainnya saya dapatkan di dalam kuliah pendidikan yang selalu memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan menyediakan sistem kuliah online, yang dapat  ditarik kesimpulan bahwa kita tidak hanya dapat belajar di dalam kelas tetapi dapat dimanapun dan kapanpun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar