Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
telah memberi warna sendiri dalam proses pembelajaran, serta melahirkan
pemikiran baru di bidang paedagogi. Kehadiran TIK di sekolah juga menyusul
alat-alat ilmiah seperti teleskop dan mikroskop yang ada sebelumnya
memungkinkan kegiatan pembelajaran berakselerasi. Aneka informasi dapat begitu
mudah di akses dan system komputansi makin mudah dan cepat di lakukan.
Kecepatan komputer dalam melakukan
perhitungan yang terdefinisi dengan baik memungkinkan guru-guru untuk melakukan
penjelajahan aneka konsekuensi dari interaksi pembelajaran dengan cara yang relatif
sederhana, suatu fenomena yang sebelumnya masih dianggap tidak mungkin. Dalam berbagai
disiplin ilmu yang berbeda-beda, pengalaman atas kapasitas bari ini telah
secara signifikan mengubah wawasan lama, dimana fenomena seringkali dipandang
terlalu rumit untuk dianalisis secara serius. Muncul pengamatan kerangka kerja
konseptual yang baru dan cukup umum dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena,
mulai dari fenomena air mendidih hingga ke reayasa biologi. Singkatnya,
perspektif munculnya potensi yang menawarkan kerangka kerja dan dukungan
teoritis untuk memikirkan kembali paedagogi yang tidak dimulai dengan konsep
struktur dan hierarki yang telah direncanakan sebelumya.
Dalam system pembelajaran yang makin
interaktif, tugas utama guru tidak untuk memahami dan melaksanakan organisasi de novo, atau disolasi dari peserta
didik di dalam kelas. Guru juga menjadi pesintesis utama dan reflektor, orang
yang memiliki tanggung jawab untuk membuat aktivitas kelas terlihat dan
bermakna bagi semua perserta didik. Kontribus penting lain muncul pemikiran
paedagogi mengenai cara memperluas lensa untuk menyertakan partisipasi siswa di
tingkat kelompok.
Sama – sama belajar
Baik
sebagai seni maupun sebagai ilmu, paedagogi harus memberi ruang gerak dan merangsang
otak siswa untuk berfikir yang tentu memiliki beberapa implikasi penting bagi
paedagogi. Perbedaan genetis dan daya tangkap otak siswa akan melahirkan
kecenderungan perbedaan kecakapan berkembang dan daya nalarnya.
Prinsip-prinsip
pedagogis mengikuti karakteristik dasar genetis dan otak yang dimaksud ;
1. Siswa
dan guru perlu memiliki ruang dan kesempatan untuk mengeksplorasi, yakni
belajar secara aktif
2. Siswa
dan guru sama-sama aktif menjadi pembelajar, siswa dapat dipersepsi sebagai “partner”guru
3. Guru
memiliki peran khusus dalam meyakinkan bahwa semua pelajar perlu didukung
secara istimewa
4. Materi
pelajaran menjadi kurang penting dibandingkan ruang dan kesempatan yang
meyakinkan untuk mengeksplorasi
5. Kriteria
penting untuk pemilihan konten harus memfasilitasi kegunaannya dalam eksplorasi
6. Yang
terpenting adalah proses perkembangannya bukan hasilnya.
Ketika
pembelajaran berlangsung,dimungkinkan untuk mengubah perspektif yang muncul,
namun tidak menghilangkan peran guru. Dan Implikasi penting bagi konteks pendidikan yang
lebih luas , termasuk masalah penilaian dimana sukses paedagogi harus dikejar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar