Minggu, 29 September 2013

Pengkondisian Berpenguat Skinner



Karya skinner dimulai dengan analisis perbedaan antara perilaku reflex dan perilaku lainnya (Skinner, 1935 ) dan kemudian lahir prinsip pengkondisian berpenguat (Skinner, 1938 , 1953 ). Dia kemudian mengalihkan perhatiannya pada latar sekolah dengan mengembangkan mesin pengajaran  (Skinner, 1961 ) dan teknologi pengajaran dikelas (Skinner, 1968a, 1968b, 1973). Dan komentar terakhirnya tentang pendidikan mencakup rekomendasi untuk menggunakan pembelajaran mikro computer (Skinner dalam Green, 1984, Skinner 1989b).
Pada tahun  1980-an Skinner pun terus mengaplikasan konsepnya ke berbagai isu. Diantaranya adalah analisis kemiripan dan perbedaan dalam seleksi alam dan pengkondisian berpenguat (Skinner, 1981, 1987) , analisis penemuan (Skinner & Vaughn, 1983), deskripsi kultur dan perkembangannya  ( Skinner, 1981, 1987, 1989b) dan analisis perilaku yang diatur (Skinner 1987). Cakupan karyanya mencakup :
a)      Filsafat ilmu pengetahuan
b)      Teori perilaku dan
c)      Sistem untuk mengaplikan prinsipnya dalam latar alamiah
Analisis Skinner memicu banyak riset selama lebih dari 50 tahun, yakni riset tentang sesuatu yang awalnya tampak sederhana. Akan tetapi, dalam situasi yang melibatkan 2 atau lebih orang, tindakan terkadang secara tidak sengaja memperkuat perilaku yang tidak diharapkan. Misalnya, situasi di mana guru yang bermaksud baik dengan tidak segera membantu siswa dengan maksud menunjukkan agar siswa mengetahui apa yang dapat dilakukannya (Skinner 1968b).
Asumsi Dasar
            Dasar karya Skinner terdiri dari deskripsinya tentang sifat dan ilmu behavioral dam sifat dari proses belajar.
Sifat Ilmu Behavioral                                          
Tujuan dari setiap ilmu pengetahuan, seperti biologi, kimia atau fisika adalah menemukan hokum-hukum relasi yang jelas di antara kejadian - kejadian di lingkungan. Demikian pula, tugas untuk ilmu perilaku adalah menemukan hokum atau kaidah atau relasi “fungsional” diantara kondisi fisik atau lingkungan dengan prilaku. Tugasnya adalah menemukan perubahan mana di variabel bebas/independen (kondisi atau kejadian) yang menimbulkan perubahan dalam variabel terikat/ dependen, yakni perilaku.
Ringkasan Asumsi Dasar dalam Pengkondisian Berpenguat
Asumsi
Dasar Rasional
1.      Belajar adalah perubahan prilaku/ behavioral
1-4 agar dapat disebut sains, psikologi harus: (a)mempelajari kejadian yang dapat diamati dan diukur,(b)dilakukan dalam kondisi yang diukur dengan cermat,(c) menentukan kejadian lingkungan yang merupakan penyebab
2.   Perubahan prilaku secara fungsional berkaitan dengan perubaan dalam lingkungan atau kondisi

3.  Hokum relasi antara prilaku dan lingkungan dapat ditemukan hanya jika sifat behavioral dan kondisi eksperimental didefinisikan dalam istilah fisik dan diamati di bawah kondisi yang terkontrol

4.  Data dari studi eksperimentak atas perilaku adalah satu-satunya sumber informasi tentang penyebab perilaku yang dapat diterima

5.   Perilaku subjek individual adalah sumber data yang tepat
5. Relasi yang tepat hanya dapat diungkap melalui riset atas subjek individual

6.    Dinamika interaksi organism dengan lingkungan adalah sama untuk semua spesies
7.     Karena tujuannya adalah mengidentifikasi kejadian yang tampak yang memperkuat atau melemahkan frekuensi respons (perubahan behavioral), maka organism tertentu (hewan atau manusia) bukan faktor utama.

Skinner menetapkan beberapa riset behavioral. :
1.   Teori dan diskusi keadaan internal tidak boleh menjadi basis untuk riset.
2. Riset harus melakukan eksperimen dengan subjek individual dan memanipulasi kejadian yang dapat diamati dalam latar yang terkontrol
3.    Riset harus mendefinisikan sifat prilaku dan kondisi eksperimental dalam kondisi fisik.
Skinner mengidentifikasi frekuensi respon sebagai ukuran dari kemungkinan respon masa depan. Dengan kata lain, ketika belajar terjadi, respon meningkat. Adapun 4 faktor dalam penguasan pola prilaku. Faktor trsbt adalah pembentukan, jadwal penguatan, konsep kegunaan negative, dan prilaku yang diatur peraturan.
Pembentukan prilaku dikelas pertama – tama membutuhkan speifikasi yang jelas untuk prilaku yang akan dipelajari. Kedua, keterampilan awal ( entry skill ) dari pemelajar harus diidentifikasi. Menurut Skinner computer lebih baik dibanding mesin pelajaran, karena computer dapat memberikan aspek kehidupan nyata kedalam ruang kelas dan juga mengembangkan berbagai macam penguat potensial yang bisa dipakai. Namun, software tidak boleh dipenuhi dengan animasi atau grafis yang indah atau menarik perhatian siswa, sebab hal itu dapat mengganggu siswa dalam belajar.
Isu Kelas
Pendekatan B.F Skinner untuk belajar dalam pengertian faktor-faktor yang bertanggung jawab atas perubahan prilaku karenanya, isu – isu yang penting untuk pendidikan dibahas sebagai peilaku atau stimuli yang menimbulkan perubahan prilaku.
Mengembangkan Strategi Kelas
  Guru kelas dapat menggunakan teknologi dari Skinner melalui 3 cara :
a)        Menggunakan stimuli diskriminatif dan penguatan dalam interaksi dikelas secara tepat
b)        Mengimplementasikan langkah – langkah pembentukan di dalam pengajaran
c)        Dan menyusun materi pelajaran yang diindividualisasikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar