Minggu, 15 September 2013

BAB 2 - Teori Belajar Awal



            Di setiap masa, sains adalah hal-hal yang dihasilkan oleh riset, dan riset tidak lain adalah metode efektif yang telah ditemukan dan sesuai dengan zamannya. Setiap langkah dalam kemajuan sains atau ilmu pengetahuan akan bergantung pada langkah sebelumnya, dan proses ini tidak bisa dipercepat hanya dengan berharap. (Boring, 1930)
            Di awal abad- 20, disiplin psikologi yang baru terbentuk sedang mencari arah dan fokus. Studi Watson tentang perilaku dengan tujuan menjelaskan hubungan antara stimuli dan respons menjadi perspektif dominan. Asumsi utama behaviorisme adalah bahwa perilaku yang dapat diamati adalah fokus studi, yang harus dipelajari adalah elemen penting sederhana dari perilaku, dan proses belajar adalah perubahan behavioral. Adapun 2 pendekatan awal untuk mempelajari perilaku adalah pengkondisian klasik dan koneksionisme. Karena keduanya memprioritaskan belajar dan berhasil mengolah berbagai perilaku dalam laboratorium.
Istilah behaviorisme merujuk pada beberapa teori yang mengandung tiga asumsi dasar tentang belajar. Asumsi ini adalah :
  1. Yang  menjadi fokus studi seharusnya adalah perilaku yang dapat di amati, bukan kejadian mental internal atau rekonstruksi verbal atas kejadian.
  2. Perilaku harus dipelajari melalui elemennya yang paling sederhana (stimuli spesifik dan respon spesifik).
  3. Proses belajar adalah perubahan behavioral. Suatu respon khusus terasosiasikan dengan kejadian dari suatu stimulus khusus, dan terjadi dalam kehadiran stimulus tersebut.
Selain mengajak orang lain untuk mendukung pendapat behaviorisme yang didasarkan pada pengkondisian klasik, Watson juga mengembangan teori emosi behavioral. Dia berpendapat bahwa kehidupan emosi orang dewasa bersumber dari pengkondisian reaksi emosional insting, seperti ( cinta, marah & takut) terhadap berbagai macam objek dan peristiwa.
Riset Thorndike terhadap herwan adalah meneliti perilaku mandiri hewan, bukan reaksi refleksnya. 2 pendekatan belajar lainnya, yang disebut teori S-R, dikembangkan oleh Clark Hull dan Edwin Guthrie. Hull mendeskripsikan pengetahuan sebagai pemenuhan kebutuhan biologis dan Guthrie mengidentifikasi prinsip belajar tunggal, asosiasi atau kontiguitas dari stimulus dan respons.
Psikologi Gestalt berfungsi sebagai penentang behaviorisme di pertengahan abad ke -20. Psikolog Gestalt berpendapat bahwa yang diteliti seharusnya perilaku molar, bukan molecular. Psikolog Gestalt fokus pada persepsi dalam belajar. Psikologi Gestalt juga memberi kontribusi beberapa konsep untuk memahami pemecahan masalah. Mungkin yang paling terkenal adalah konsep pemahaman (wawasan), yang melibatkan reorganisasi persepsi seseorang untuk “melihat“ solusi. Kontibusi lain dari Gestalt adalah pembedaan oleh Wertheimer atas belajar arbitrer ( tanpa makna ) dan belajar bermakna, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi pemecahan masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar