Karya
skinner dimulai dengan analisis perbedaan antara perilaku reflex dan perilaku
lainnya (Skinner, 1935 ) dan kemudian lahir prinsip pengkondisian berpenguat
(Skinner, 1938 , 1953 ). Dia kemudian mengalihkan perhatiannya pada latar
sekolah dengan mengembangkan mesin pengajaran
(Skinner, 1961 ) dan teknologi pengajaran dikelas (Skinner, 1968a,
1968b, 1973). Dan komentar terakhirnya tentang pendidikan mencakup rekomendasi
untuk menggunakan pembelajaran mikro computer (Skinner dalam Green, 1984,
Skinner 1989b).
Pada
tahun 1980-an Skinner pun terus
mengaplikasan konsepnya ke berbagai isu. Diantaranya adalah analisis kemiripan
dan perbedaan dalam seleksi alam dan pengkondisian berpenguat (Skinner, 1981,
1987) , analisis penemuan (Skinner & Vaughn, 1983), deskripsi kultur dan
perkembangannya ( Skinner, 1981, 1987,
1989b) dan analisis perilaku yang diatur (Skinner 1987). Cakupan karyanya
mencakup :
a) Filsafat
ilmu pengetahuan
b) Teori
perilaku dan
c) Sistem
untuk mengaplikan prinsipnya dalam latar alamiah
Analisis
Skinner memicu banyak riset selama lebih dari 50 tahun, yakni riset tentang
sesuatu yang awalnya tampak sederhana. Akan tetapi, dalam situasi yang
melibatkan 2 atau lebih orang, tindakan terkadang secara tidak sengaja
memperkuat perilaku yang tidak diharapkan. Misalnya, situasi di mana guru yang
bermaksud baik dengan tidak segera membantu siswa dengan maksud menunjukkan
agar siswa mengetahui apa yang dapat dilakukannya (Skinner 1968b).
Asumsi Dasar
Dasar karya Skinner terdiri dari
deskripsinya tentang sifat dan ilmu behavioral dam sifat dari proses belajar.
Sifat
Ilmu Behavioral
Tujuan dari setiap ilmu pengetahuan,
seperti biologi, kimia atau fisika adalah menemukan hokum-hukum relasi yang
jelas di antara kejadian - kejadian di lingkungan. Demikian pula, tugas untuk
ilmu perilaku adalah menemukan hokum atau kaidah atau relasi “fungsional”
diantara kondisi fisik atau lingkungan dengan prilaku. Tugasnya adalah
menemukan perubahan mana di variabel bebas/independen (kondisi atau kejadian)
yang menimbulkan perubahan dalam variabel terikat/ dependen, yakni perilaku.
Ringkasan
Asumsi Dasar dalam Pengkondisian Berpenguat
Asumsi
|
Dasar Rasional
|
1. Belajar adalah perubahan prilaku/ behavioral
|
1-4 agar dapat disebut sains,
psikologi harus: (a)mempelajari kejadian yang dapat diamati dan diukur,(b)dilakukan
dalam kondisi yang diukur dengan cermat,(c) menentukan kejadian lingkungan
yang merupakan penyebab
|
2. Perubahan prilaku secara fungsional berkaitan
dengan perubaan dalam lingkungan atau kondisi
|
|
3. Hokum relasi antara prilaku dan lingkungan dapat
ditemukan hanya jika sifat behavioral dan kondisi eksperimental didefinisikan
dalam istilah fisik dan diamati di bawah kondisi yang terkontrol
|
|
4. Data dari studi eksperimentak atas perilaku adalah
satu-satunya sumber informasi tentang penyebab perilaku yang dapat diterima
|
|
5. Perilaku subjek individual adalah sumber data yang
tepat
|
5.
Relasi yang tepat hanya dapat diungkap melalui riset atas subjek individual
|
6. Dinamika interaksi organism dengan lingkungan
adalah sama untuk semua spesies
|
7. Karena tujuannya adalah mengidentifikasi kejadian
yang tampak yang memperkuat atau melemahkan frekuensi respons (perubahan
behavioral), maka organism tertentu (hewan atau manusia) bukan faktor utama.
|
Skinner menetapkan beberapa riset
behavioral. :
1. Teori dan diskusi keadaan internal tidak
boleh menjadi basis untuk riset.
2. Riset harus melakukan eksperimen dengan
subjek individual dan memanipulasi kejadian yang dapat diamati dalam latar yang
terkontrol
3. Riset harus mendefinisikan sifat prilaku
dan kondisi eksperimental dalam kondisi fisik.
Skinner mengidentifikasi frekuensi
respon sebagai ukuran dari kemungkinan respon masa depan. Dengan kata lain,
ketika belajar terjadi, respon meningkat. Adapun 4 faktor dalam penguasan pola
prilaku. Faktor trsbt adalah pembentukan, jadwal penguatan, konsep kegunaan negative,
dan prilaku yang diatur peraturan.
Pembentukan prilaku dikelas pertama –
tama membutuhkan speifikasi yang jelas untuk prilaku yang akan dipelajari. Kedua,
keterampilan awal ( entry skill )
dari pemelajar harus diidentifikasi. Menurut Skinner computer lebih baik
dibanding mesin pelajaran, karena computer dapat memberikan aspek kehidupan
nyata kedalam ruang kelas dan juga mengembangkan berbagai macam penguat
potensial yang bisa dipakai. Namun, software
tidak boleh dipenuhi dengan animasi atau grafis yang indah atau menarik
perhatian siswa, sebab hal itu dapat mengganggu siswa dalam belajar.
Isu Kelas
Pendekatan B.F Skinner untuk belajar
dalam pengertian faktor-faktor yang bertanggung jawab atas perubahan prilaku
karenanya, isu – isu yang penting untuk pendidikan dibahas sebagai peilaku atau
stimuli yang menimbulkan perubahan prilaku.
Mengembangkan Strategi Kelas
Guru kelas dapat
menggunakan teknologi dari Skinner melalui 3 cara :
a) Menggunakan stimuli diskriminatif dan
penguatan dalam interaksi dikelas secara tepat
b) Mengimplementasikan langkah – langkah pembentukan
di dalam pengajaran
c) Dan menyusun materi pelajaran yang
diindividualisasikan