Fungsi
utama dari pikiran adalah memungkinkan orang untuk memprediksi kejadian dan
mengembangkan cara untuk mengontrol (kejadian) yang mempengaruhi hidup mereka
(Bandura, 1995)
Teori
kognitif-sosial dimulai dengan kerja klinis Albert Bandura dengan pasien yang
fobia ular. Komponen utama dalam terapi ini adalah observasi mantan pasien yang
memegang ular. Pasien yang dirawat mengabstraki informasi bahwa orang yang
seperti mereka (mengalami fobia) memegang ular tanpa terkena efek buruk, dan
pasien menggunakan informasi ini untuk merenungkan perilakunya sendiri. Juga,
observasi atas mantan pasien yang memegang ular merupakan teknik terapi yang
lebih efektif ketimbang persuasi dan observasi terhadap orang yang belum mengalami
fobia ular.
Prinsip Belajar
Teori Kognitif- Social Albert
Bandura berusaha menjelaskan belajar dalam latar naturalistic. Berbeda dengan
latar laboraturium, lingkungan social memberi banyak kesempatan bagi individu
untuk mendapatkan keterampilan dan kemampuan yang kompleks melalui observasi
perilaku model dan konsekuensi behavioral.
Asumsi Dasar
Albert Bandura memiliki asumsi teori
kognitif- sosial yang berkaitan dengan hakikat proses belajar dan hasil belajar.
Karakteristik situasional yang
memengaruhi reaksi pengamat terhadap model adalah : (a) atribut model, (b)
tingkat ketidakpastian tentang arah tindakan tertentu dan (c) tingkat oenguatan
yang ada di dalam situasi. Karakteristik pengamat juga memengaruhi
responsivitas pengamat terhadap model.
Menciptakan Nilai Fungsional Perilaku
Menurut
teori kognitif- social, sesorang memerhatikan kejadian di lingkungan yang
memprediksikan penguatan (Bandura, 1977). Mereka cenderung mengabaikan kejadian
yang tidak mengandung kemungkinan penguatan. Karena itu, Bandura (1977)
merekomendasikan agar pembelajaran harus diarahkan untuk menciptakan ekspektasi
hasil positif. Harapan ini akan meninkatkan perhatian pada tugas. Contoh :
kalau kita memiliki ekspektasi positif terhadap apa yang akan kita inginkan
untuk dicapai, maka dengan ekspektasi positif ( harapan positif dengan usaha
yang ada dalam proses) pasti akan mendapat ekspektasi hasil positifnya ( hasil
akhir yang positif), maka dari itu misalnya jika kita ingin mendapatkan nilai
akhir di mata kuliah psi. belajar dengan nilai A, kita juga harus menyelaraskan
usaha agar mendapatkan nilai A, seperti (Belajar, bertanya dengan bu dina
mengenai suatu hal yang tidak dipahami, mengerjakan tugas dll)
Teori kognitif- social Albert
Bandura diawali dengan analisisnya terhadap pendekatan sebelumnya tentang
belajar perilaku imitative. Teori-teori sebelumnya mengajukan berbagai macam
mekanisme untuk menjelaskan adopsi perilaku prososial dan antisocial. Termasik
di dalamnya adalah penguatan untuk imitasi, pengasuhan, kekuasaan, kecemburuan,
dan frustasi. Bandura mengusulkan satu paradigma
tunggal untuk menjelaskan perolehan perilaku prososial maupun antisocial.
Komponen-komponennya adalah : (a) model perilaku; (b) kosekuensi dari model;
dan (c) proses kognitif pemelajar. Belajar menurut Bandura, dipresentasikan
melalui tiga interaksi antara lingkungan, kegiatan internal individual, dan
prilaku individual ( detarminisme resiprokal) termasuk di dalam teori ini
adalah pengembangan sistem pengaturan diri, sebagai komponen yang diperlukan
dalam mengembangkan kinerja yang unggul di setiap bidang. Termasuk dalam sistem
ini adalah pemahaman ketangguhan pribadi, penentuan tujuan, evaluasi diri, dan
imbalan atau hukuman yang diatur sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar