Uts
online ini membuat saya dapat mengutarakan pendapat saya dengan leluasa tanpa
memikirkan batas waktu seperti saat saya dikelas,menyenangkan krna dapat
dilakukan di mana saja..selain itu saya juga merasa kalau mata kuliah psi
belajar ini sangat memanfaatkan adanya teknologi, ga gaptek dan sangat cool ..
Saya akan mengkaitkannya dengan teori skinner stimuls respon yakni ketika saya
menjawab no 1 ibu dina membalas dan memberi feedback atas jawaban saya melalui
skor,nah dgan melihat skor yang diberikan saya pun semakin temotivasi dan
smngat untuk menjawab soal berikutnya ..begitu seterusnya sampai saya selesai
menjawab smua soalJ
Minggu, 27 Oktober 2013
Jumat, 18 Oktober 2013
Model Kognitif dan Teori Motivasi Akademik
Psikolog
dan pendidik motivasional.. tertarik pada.. bagaimana pikiran ( anak )
mempengaruhi prilaku mereka – pilihan penting mereka di sekolah,
keterlibatanmereka dalam tugas-tugas akademik, kemampuan mereka untuk gigih
saat menghadapi kemunduran. (Dweck, 2002)
Pikiran dan perasaan siswa tentang
sekolah dan tugas sekolah merupakan fokus utama dalam riset dan teori tentang
belajar. Satu contoh, yang dibahas di Bab 10, adalah ketangguhan diri (self-efficacy). Siswa dengan
ketangguhan diri yang tinggi meningkatkan usahanya pada tugas yang sulit, gigih
saat menghadapi rintangan, dan cenderung menentukan tujuan yang menantang.
Fokus pada ketangguhan diri dan keyakinan dan nilai siswa lainnya berbeda dari
pandangan sebelumnya yang mengusulkan insiting dan kehendak sebagai penyebab
motivasi.
Pendekatan berbeda untuk motivasi
adalah pendapat bahwa pemahaman tentang penyebab kejadian di masa lalu akan
memengaruhi tindakan individu di masa depan . pendekatan di mulai dengan karya
Fritz Heider (1958) yang berfokus pada penyebab kejadian yang dikembangkan oleh
“manusia di jalanan”. Misalnya, seseorang melompat saat naik kereta bawah
tanah. Kondisi yang mungkin bertanggung jawab atas munculnya tindakan ini
adalah faktor-faktor yang ada di dalam orang itu dan faktor-faktor di
lingkungan. Pertanyaan pertamanya adalah
: apa penyebabnya ? kedua : informasi apa yang memengaruhi identifikasi
penyebab ( misalnya keyakinan bahwa orang itu kumuh, tangan terkepal) ? ketiga
: apa konsekuensi dari penyebab yang dipilih (atribusi) ? dengan kata lain,
teoretisi atribusi fokus pada cara orang menjawab pertanyaan Mengapa ?
Asumsi Dasar
Pendekatan utama untuk analisis motivasi tiga
asumsi. Pertama, motivasi individual
adalah hasil dari interaksi antara faktor lingkungan dengan karakterikstik
tertentu dari anak (Wigfield & Eccles, 2002) diantaranya adalah norma
social, catatan kinerja orang lain, reaksi afektif dari guru terhadap
kesuksesas dan kegagalan siswa. Jenis tujuan dan struktur kelas, sejarah
prestasi anak, dan keyakinan mereka tentang sifat dari kemampuan.
Kedua,
pemelajar adalah pemroses informasi yang aktif. Pada tingkat tertinggi,
penilaian diri atas kapabilitas seseorang dan interpretasi informasi dari
lingkungan juga telibat dalam motivasi yang berkaitan dengan prestasi.
Ketiga,
dan terkait dengan asumsi pertama, adalah bahwa motif, kebutuhan atau tujuan
siswa adalah pengetahuan eksplisit. Artinya siswa dapat memikirkan keyakinan
ini dan mengkomunikasikannya kepada orang lain. (Murphy & Alexander, 2000).
Komponen Proses Motivasional
Ada tiga pendekatan untuk studi
motivasi dalam latar yang berkaitan dengan prestasi adalah: (a) model
ekspektasi nilai, (b) model orientasi tujuan; dan (c) teori atribusi.
Model
Ekspektasi Nilai
Model Ekspektasi Nilai ini adalah perluasan
dari model Atkinson (19580, yang mendefinisikan ekspektasi dan nilai sebagai
konstruk motivasional. Berbeda dengan model Atikinson, versi ini memandang
ekspektasi dan nilai sebagai komponen kognitif daripada motivasional( Wigfield
& Eccles, 1992)
Model
Beorientasi Tujuan
Berbeda dengan model ekspektasi
nilai, model berorientasi tujuan membahas alasan siswa untuk melakukan tugas
akademik, misalnya tujuan siswa di pelajaran biologi adalah untuk mendapat
nilai A, namun pernyataan ini tidak mengindikasikan tujuan dari mengikuti
pelajaran itu. Tetapi model berorientasi tujuan mencari tahu apakah tujuannya adalah untuk mempelajari konsep
baru, menunjukkan kompetensi seseorang kepada orang lain,
Secara formal, orientasi tujuan
adalah “ seperangkat niat kelakuan yang menentukan bagaimana siswa akan
mendekati dan melakukan aktivitas belajar “ . deskripsi asli dari struktur
tujuan siswa mengontraskan dua kategori umum yang merefleksikan tujuan yang
berbeda dengan definisinya, adalah : (a) belajar dan tujuan kinerja, (b)
penguasaan dan tujuan kinerja, (c) orientasi yang melibatkan tugaas dan ego.
Teori
Atribusi
Model
ekspektasi nilai dan model orientasi tujuan mendeskripsikan antisipasi khusus,
nilai, atau alasan untuk mendekati dan melakukan tugas yang berkaitan dengan
prestasi. Atau alasan untuk mendekati dan melakukan tugas yang berkaitan dengan
prestasi. Lebih jauh, model orientasi tujuan mengidentifikasi strategi belajar
positif dan negative yang diasosiasikan dengan orientasi tujuan yang
berbeda-beda. Sebaliknya, Teori atribusi membahas pemikiran, emosi dan
ekspektasi orang setelah muncul hasil yang terkait dengan pencapaian. (Weiner,
1980).
Minggu, 13 Oktober 2013
Teori Kognitif – Sosial Albert Bandura
Fungsi
utama dari pikiran adalah memungkinkan orang untuk memprediksi kejadian dan
mengembangkan cara untuk mengontrol (kejadian) yang mempengaruhi hidup mereka
(Bandura, 1995)
Teori
kognitif-sosial dimulai dengan kerja klinis Albert Bandura dengan pasien yang
fobia ular. Komponen utama dalam terapi ini adalah observasi mantan pasien yang
memegang ular. Pasien yang dirawat mengabstraki informasi bahwa orang yang
seperti mereka (mengalami fobia) memegang ular tanpa terkena efek buruk, dan
pasien menggunakan informasi ini untuk merenungkan perilakunya sendiri. Juga,
observasi atas mantan pasien yang memegang ular merupakan teknik terapi yang
lebih efektif ketimbang persuasi dan observasi terhadap orang yang belum mengalami
fobia ular.
Prinsip Belajar
Teori Kognitif- Social Albert
Bandura berusaha menjelaskan belajar dalam latar naturalistic. Berbeda dengan
latar laboraturium, lingkungan social memberi banyak kesempatan bagi individu
untuk mendapatkan keterampilan dan kemampuan yang kompleks melalui observasi
perilaku model dan konsekuensi behavioral.
Asumsi Dasar
Albert Bandura memiliki asumsi teori
kognitif- sosial yang berkaitan dengan hakikat proses belajar dan hasil belajar.
Karakteristik situasional yang
memengaruhi reaksi pengamat terhadap model adalah : (a) atribut model, (b)
tingkat ketidakpastian tentang arah tindakan tertentu dan (c) tingkat oenguatan
yang ada di dalam situasi. Karakteristik pengamat juga memengaruhi
responsivitas pengamat terhadap model.
Menciptakan Nilai Fungsional Perilaku
Menurut
teori kognitif- social, sesorang memerhatikan kejadian di lingkungan yang
memprediksikan penguatan (Bandura, 1977). Mereka cenderung mengabaikan kejadian
yang tidak mengandung kemungkinan penguatan. Karena itu, Bandura (1977)
merekomendasikan agar pembelajaran harus diarahkan untuk menciptakan ekspektasi
hasil positif. Harapan ini akan meninkatkan perhatian pada tugas. Contoh :
kalau kita memiliki ekspektasi positif terhadap apa yang akan kita inginkan
untuk dicapai, maka dengan ekspektasi positif ( harapan positif dengan usaha
yang ada dalam proses) pasti akan mendapat ekspektasi hasil positifnya ( hasil
akhir yang positif), maka dari itu misalnya jika kita ingin mendapatkan nilai
akhir di mata kuliah psi. belajar dengan nilai A, kita juga harus menyelaraskan
usaha agar mendapatkan nilai A, seperti (Belajar, bertanya dengan bu dina
mengenai suatu hal yang tidak dipahami, mengerjakan tugas dll)
Teori kognitif- social Albert
Bandura diawali dengan analisisnya terhadap pendekatan sebelumnya tentang
belajar perilaku imitative. Teori-teori sebelumnya mengajukan berbagai macam
mekanisme untuk menjelaskan adopsi perilaku prososial dan antisocial. Termasik
di dalamnya adalah penguatan untuk imitasi, pengasuhan, kekuasaan, kecemburuan,
dan frustasi. Bandura mengusulkan satu paradigma
tunggal untuk menjelaskan perolehan perilaku prososial maupun antisocial.
Komponen-komponennya adalah : (a) model perilaku; (b) kosekuensi dari model;
dan (c) proses kognitif pemelajar. Belajar menurut Bandura, dipresentasikan
melalui tiga interaksi antara lingkungan, kegiatan internal individual, dan
prilaku individual ( detarminisme resiprokal) termasuk di dalam teori ini
adalah pengembangan sistem pengaturan diri, sebagai komponen yang diperlukan
dalam mengembangkan kinerja yang unggul di setiap bidang. Termasuk dalam sistem
ini adalah pemahaman ketangguhan pribadi, penentuan tujuan, evaluasi diri, dan
imbalan atau hukuman yang diatur sendiri.
Minggu, 06 Oktober 2013
testimoni diskusi online
Fithra Runisya
Fitri Khairani
Caroline Utama
Fitri Khairani
Caroline Utama
Hallo
.... malam ini nda diskusi online lagi lho sama temen-temen kelompok psi
belajar membahas PBL :) hmm seru sih tapi banyak troublenya hehe mungkin karena
malam ini hujan juga kali ya jadi modemnya pada terhambat hujan hehehe dan
personelnya juga kurang 1 yaitu caroline utama. goodnight people!!
#learningisfun
Btw,
sebelumnya ada yang tau ga PBL itu apa? nah... PBL ( problem based learning )
adalah metode pembelajaran yang menggunakan masalah untuk memicu pembelajaran,
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
(Tim PDPT UI, 2005; Widjayakusumah, 2005).
Ada 12
langkah jika kita ingin berdiskusi melalui metode PBL, yaitu ;
Mengklarifikasi
istilah yang tidak dimengerti dan merumuskan masalah
|
Mengidentifikasi
sumber-sumber pemelajaran yang dibutuhkan
|
Menganalisis
masalah
|
Mempelajari
dan memperoleh pengetahuan baru
|
Menyusun
hipotesis atau penjelasan yang paling mungkin
|
Mensistesis
pengetahuan yang lama dengan yang baru, dan mengaplikasikannya kepada masalah
|
Menyusun
hipotesis atau penjelasan yang paling mungkin
|
Mengulangi
langkah-langkah diatas (1-8), bila diperlukan
|
Menentukan/
memilih pengetahuan yang dibutuhkan
|
Mengidentifikasi
hal-hal yang belum dipelajari/diperoleh
|
Mengidentifikasikan
hal-hal yang telah diketahui
|
Membuat
ringkasan, dan
|
Mencoba
pengetahuan yang diperoleh pada masalah lain (Biranda, 1986, dalam
Widjayakusumah, 2005)
|
Langganan:
Postingan (Atom)