Pendidkan orang dewasa dapat bersumber dari filsafat-filsafat umum yang berkaitan dengan pendidikan. Semua sumber ide tersebut bisa mendapat respon dan pandangan yang berbeda, tergantung dari individu yang menilai.
- IDEALISME
- REALISME
- EXPERIMENTALISME
- EKSISTENSIALISME
Singkat cerita, keempat filsafat ini tentu memberikan ide yang berbeda, dimana Idealisme dan Realisme tergolong filsafat tradisionalisme (seseorang punya hak untuk hasil akhir namun tidak berhak menentukan nilai akhir) dan Eksperimentalisme serta Eksistensialisme tergolong filsafat modern (seseorang punya hak mentukan hasil akhir dan makna).
Idealisme merupakan filsafat tertua yang sangat menjunjung tinggi Tuhan serta hal-hal yang berbau spiritual. Tujuan dan cita-cita hidup kaum idealis berdasar dari semangat manusia dan tidak mempedulikan kedaan fisik maupun materi. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kaum Realis, yang sangat mengandalkan dunia fisik dan materi sebagai hal yang nyata. Kaum Realisme sangat memperhatikan keberadaan manusia dan juga kebendaan. Berbeda hal lagi dengan kaum Ekperimentalisme, yang menjadikan pengalaman dan pemecahan masalah serta proses sebagai pedoman hidup, yang bertujuan untuk menguji nilai-nilai hidup. Walaupun ketiga filsafat ini berbeda, namun ketiganya memiliki hubungan, dimana Idealisme dan Realisme dapat saling menutupi dan melengkapi, meskipun sebenarnya keduanya sangat bertentangan. Kedua filsafat ini kemudian dapat memunculkan filsafat ekperimentalisme, yang juga berbeda dengan keduanya, namun merupakan perpaduan dari idelaisme dan realisme, karena kaum ekperimentalisme merupakan kaum yang dinamis, dan selalu mencari mana yang paling benar.
Yang terakhir adalah kaum Eksistensialisme, yang sifatnya sangat individualis, sehingga tidak begitu mempedulikan apa yang dikatakan oleh orang lain karena kaum ini bebas bertindak sesuai dengan apa yang dirasanya benar. Namun ini adalah sebuah tanggung jawab, yang juga dapat mempengaruhi orang lain. Inilah yang mungkin meyebabkan Eksistensialisme terpisah dari filsafat lainnya, karena paham ini sangat berbeda. Walaupun demikian perbedaan-perbedaan inilah yang pada akhirnya menghiasi kehidupan di dunia ini dengan berbagai macam variasi ide, pendapat, pandangan dan juga paham.
Hubungan keempat filsafat ini dapat dikaitkan dengan salah satu performa yang saya ikuti di mata kuliah Andragogi. Dalam hal ini, yang menurut saya paling sesuai dengan gambar ini adalah metode Diskusi. Mengapa? Karena sama halnya dengan konsep keempat filsafat tadi, metode diskusi adalah salah satu metode pembelajaran bagi pendidikan orang dewasa yang sangat variatif dalam hal pelaksanaannya. Terdapat bermacam-macam metode diskusi yang dapat digunakan. Diskusi dapat bersifat formal, maupun informal, dalam bentuk kelompok seperti buzz group, atau huddle, dapat berupa debat, dapat juga brainstorming dan masih banyak yang lainnya. Metode diskusi sendiri juga secara tidak langsung dapat menerapkan berbagai macam paham filsafat tadi. Misalnya saja kita dapat melihat paham apa yang dianut oleh seseorang berdasarkan cara seseorang memimpin sebuah diskusi, ataupun bagaimana cara seseorang berargumen atau memberi tanggapan maupun pendapat di dalam sebuah forum diskusi. Selain itu paham eksistensialis juga dapat kita lihat ketika ada sebuah pemecahan masalah di dalam diskusi, ketika ada hal yang diperdebatkan, dan ketika anggota diskusi mencari solusi ataupun jawaban yang paling tepat dari sebuah masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar