Senin, 25 Maret 2013

kegiatan di kelas


                Kegiatan di kelas paedagogi pada tanggal 25 maret 2013 kali ini adalah kelas perencanaan kerja kelompok (dalam kontrak). Kelas hari ini menyenangkan karena hari ini bu dina  hanya memanggil setiap-setiap kelompok untuk ke depan menghadap beliau  dan menceritakan sejauh mana yang sudah kelompok lakukan untuk tugas observasi. Bu dina juga memberitahu kalau minggu depan tidak ada pertemuan di dalam kelas, tujuannya kelompok diberi kesempatan untuk memaksimalkan performa kerjanya alias mengerjakan tugas.

Rabu, 20 Maret 2013

Fenomena Kontemporer


            Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberi warna sendiri dalam proses pembelajaran, serta melahirkan pemikiran baru di bidang paedagogi. Kehadiran TIK di sekolah juga menyusul alat-alat ilmiah seperti teleskop dan mikroskop yang ada sebelumnya memungkinkan kegiatan pembelajaran berakselerasi. Aneka informasi dapat begitu mudah di akses dan system komputansi makin mudah dan cepat di lakukan.
            Kecepatan komputer dalam melakukan perhitungan yang terdefinisi dengan baik memungkinkan guru-guru untuk melakukan penjelajahan aneka konsekuensi dari interaksi pembelajaran dengan cara yang relatif sederhana, suatu fenomena yang sebelumnya masih dianggap tidak mungkin. Dalam berbagai disiplin ilmu yang berbeda-beda, pengalaman atas kapasitas bari ini telah secara signifikan mengubah wawasan lama, dimana fenomena seringkali dipandang terlalu rumit untuk dianalisis secara serius. Muncul pengamatan kerangka kerja konseptual yang baru dan cukup umum dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena, mulai dari fenomena air mendidih hingga ke reayasa biologi. Singkatnya, perspektif munculnya potensi yang menawarkan kerangka kerja dan dukungan teoritis untuk memikirkan kembali paedagogi yang tidak dimulai dengan konsep struktur dan hierarki yang telah direncanakan sebelumya.
            Dalam system pembelajaran yang makin interaktif, tugas utama guru tidak untuk memahami dan melaksanakan organisasi de novo, atau disolasi dari peserta didik di dalam kelas. Guru juga menjadi pesintesis utama dan reflektor, orang yang memiliki tanggung jawab untuk membuat aktivitas kelas terlihat dan bermakna bagi semua perserta didik. Kontribus penting lain muncul pemikiran paedagogi mengenai cara memperluas lensa untuk menyertakan partisipasi siswa di tingkat kelompok.
Sama – sama belajar
Baik sebagai seni maupun sebagai ilmu, paedagogi harus memberi ruang gerak dan merangsang otak siswa untuk berfikir yang tentu memiliki beberapa implikasi penting bagi paedagogi. Perbedaan genetis dan daya tangkap otak siswa akan melahirkan kecenderungan perbedaan kecakapan berkembang dan daya nalarnya.
Prinsip-prinsip pedagogis mengikuti karakteristik dasar genetis dan otak yang dimaksud ;
1.      Siswa dan guru perlu memiliki ruang dan kesempatan untuk mengeksplorasi, yakni belajar secara aktif
2.      Siswa dan guru sama-sama aktif menjadi pembelajar, siswa dapat dipersepsi sebagai “partner”guru
3.      Guru memiliki peran khusus dalam meyakinkan bahwa semua pelajar perlu didukung secara istimewa
4.      Materi pelajaran menjadi kurang penting dibandingkan ruang dan kesempatan yang meyakinkan untuk mengeksplorasi
5.      Kriteria penting untuk pemilihan konten harus memfasilitasi kegunaannya dalam eksplorasi
6.      Yang terpenting adalah proses perkembangannya bukan hasilnya.
Ketika pembelajaran berlangsung,dimungkinkan untuk mengubah perspektif yang muncul, namun tidak menghilangkan peran guru. Dan  Implikasi penting bagi konteks pendidikan yang lebih luas , termasuk masalah penilaian dimana sukses paedagogi harus dikejar

Pedagogi Tradisional dan Modern

Konsep yang paling tradisional dari paedagogi bermakna suatu studi tentang bagaimana menjadi guru. Belakangan istilah Pedagogi secara diberi makna lebih luas, yaitu merujuk pada strategi pembelajaran, dengan titik tekan pada gaya guru dalam mengajar.
Dalam bahasa yunani Paedagogeo, dimana pais, genitive, paidos berarti “anak” dan ago berarti “memimpin”, sehingga secara harfiah paedagogi berarti “memimpin anak”. Dalam bahasa yunani kuno, umumnya kata Paedagogi bermakna seorang budak (pembantu rumah tangga) yang mengawasi pengajaran putra tuan dan majikannya. Kata Paedagogi juga diturunkan dari bahasa Latin yang bermakna mengajari anak. Dalam makna modern, istilah paedagogy dalam inggris merujuk kepada seluruh konteks dan sumber daya operasi pengajaran dan pembelajaran yang secara nyata terlibat di dalamnya. Meski demikian, baik aslinya diambil dari bahasa Yunani Kuno maupun dari bahasa inggris, kata Paedagogi mempunyai makna yang hampir sama. Dalam bahasa inggris istilah Paedagogi digunakan merujuk pada teori pengajaran, dimana guru berusaha memahami bahan ajar, mengenali siswa, dan menentukan cara yang mengajarnya.
Berikutnya tiga isu tertentu muncul terkait dengan masalah paedagogi
1.      Paedagogi merupakan sebuah proses yang bertujuan
2.      Banyak pekerjaan “paedagogi sosial” yang telah digunakan untuk menggambarkan prinsip-prinsip mengajar anak-anak dan kaum muda
3.      Sejauh mana pengertian paedagogi telah dipahami an dominan mewarnai proses pembelajaran dalam konteks sekolah.
Jadi secara tradisional paedagogi adalah seni mengajar. Guru yangefektif senantiasa mengggunakan alternatif strategi pembelajaran, karena tidak ada pendekatan tunggal yang universal untuk semua bahan ajar dan situasi.
Normatif vs Pragmatis
Jika pendekatan Normatif sering dipandang terlalu utopis dan pendekatan Pragmatis sering dipersepsi sama problematisnya dikaitkan dengan visi dan relevansinya bagi proses mengajar dan belajar di abad ini, karena itu, empat hal berikut ini memerlukan kajian yang lebih mendalam ketimbang sebatas mendeskripsikannya di permukaan.
1.      Definisi dan pemahaman paedagogi, khususnya dari perspektif kompratif.
2.      Munculnya paedagogi sebagai ilmu interdisplinear. Meskipun berada di fase formatif awal, fitur yang paling mencolok dari paedagogi modern adalah kebangkitannya sebagai ilmu displinear
3.      Paedagogi merupakan isu kunci dalam memajukan dan mempromosikan profesi guru untuk memperbarui apa yang oleh Robertson(2000) disebut sebagai “proyek profesional guru”
4.      Faktor-faktor pendukung dan membatasi pengembangan Paedagogi. Standar professional dapat memposisikan kurikulum sebagai pusat pembuatan kebijakan pendidikan (Davies dan Edwards, 2001). Menurut Dalton (2000), Paedagogi umumnya “tersebar pada seluruh standar” baru, dimana hal itu belum terungkap secara jelas dalam laporan penelitian dan prinsip-prinsip paedagogis itu sendiri.
Model Logika
            Baik sebagai seni (praktis) maupun sebagai ilmu (teoritis), paedagogi sesungguhnya adalah model logika, sebuah alat yang ampuh untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar di semua satuan pendidikan atau sekolah.
     Licin dan samar
Sampai saat ini paedagogi masih dipandang sebagai konsep yang licin dan samar-samar. Hal ini seharusnya tidak terjadi, karena ada tradisi penelitian yang kuat di bidang ini. Namun secara historis, kesulitan dalam mendefinisikan dan memahami paedagogi telah muncul sejak awal karena posisinya sebagai ilmu atau teori pada suatu sisi dan seni atau praktik mengajar dan belajar pada sisi lain.
Paedagogi yang diidentifikasi sebagai praktik, teknik, metode, atau pelaksanaan pembelajaran menjadi “bercerai” dari kerangka teori dan standar yang ditetapkan. Pada sisi lain, teori Paedagogi harus “bercerai”  dengan praktik paedagogi, bahkan melahirkan keterpencilan dari praktik kehidupan sekolah dan manajemen kelas.

Selasa, 19 Maret 2013

pertemuan ke - 5 dikelas paedagogi

pada pertemuan kali ini saya dan kelompok, membahas rencana kerja observasi yang menjadi tugas akhir dalam kelompok, yang pertama kami membahas teori mana yang mendekati dan yang akan dipakai untuk observasi dan dimana serta bagaimana kami akan melakukan proses observasi trsbt . kesimpulannya saya dan kelompok merencanakan untuk memberi , menambah wawasan adik adik di LCC (lily's course club ) yakni ; belajar membuat sesuatu lewat origami, membaca peta / common sense, dan yang terakhir bermain cepat tangkap dalam bahasa inggris seputar profesi seseorang. setelah selesai berdiskusi kelompok, setiap kelompok maju kedepan kelas dengan membacakan rencana kerja kelompok masing-masing dan teman yang lain mencoba mengobservasi teman yang sedang berbicara didepan. kemudian di kelas, bu Dina sedikit membahas sekilas topik paedagogi pada abad 21 dan meminta kami untuk membaca bagaimana 10 top karakteristik guru yang baik untuk mengkaitkannya dalam ciri guru yang diwawancarai pada tugas individu

guru frustasi dan guru yang baik


1.      Sifat Guru Frustasi
Di banyak Negara profesi guru sangat dihormati. Namun demikian, dari sisi pandang guru sendiri, penyandang profesi ini juga tidak luput dari belengu permasalahan, karena mereka menghadapi aneka tantangan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Harris Interactive (2006), ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru yakni ;
1)      Guru yang memandang tidak cukup waktu merencanakan pembelajaran sebanyak 65%
2)      2 dari 3 guru menyatakan bahwa gaji tidak sesuai dengan beban pekerjaan sebanyak 64%
3)      Guru yang memandang bahwa membantu siswa secara individual sebagai salah satu tantangan yang berat sebanyak 60 %
4)      Guru yang mempersepsikan bahwa restise professional masih jauh dari harapan sebanyak 37 %
5)      Guru yang memandang bahwa pelaksanaan pembelajaran dikelas merupakan tantangan berat sebanyak 34 %
Ini berarti bahwa masih banyak guru yang belum secara sunguh-sungguh menjalankan tugas-tugas profesionalnya dalam suasana yang menyenangkan. Dan hal ini juga dapat mengundang frustasi di kalangan siswa. Sebagaimana termuat dalam situs http:/www.gladlywoulditeach.com
Beberapa ini adalah ciri-ciri guru yang menyebabkan  siswanya frustasi akibat kinerja buruk guru ketika melaksanakan proses pembelajaran :
a)      Pandangan negatif terhadap kegiatan mengajar atau pekerjaan mereka
b)      Sibuk bekerja dan kurangnya varietas dalam kegiatan kelas
c)      Kecongkakan
d)     Kurangnya pengetahuan
e)      Tidak mengenal banyak tentang siswanya dan hanya sebagian kecil guru yang melakukan usaha untuk mempelajari dan mengenali nama-nama siswanya
f)       Keengganan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa
g)      Apati

2.      Guru yang baik
Semua guru haruslah baik di mata siswanya. Marrie F . Hassett mengemukakan bahwa ketika berbicara tentang kualitas mengajar seorang guru, fokusnya berkaitan dengan masalah-masalah teknik, konten, dan presentasi.
Banyak orang, termasuk siswa mengakui bahwa mengajar yang biak sering kali tidak terlalu terkait dengan sikap terhadap siswa, materi yang diajarkan dan pekerjaan itu sendiri. Bagaimana karakteristik yang menunjukkan guru yang baik itu ? Guru dapat dikatakan sosok guru yang baik :
·         Memiliki kesadaran akan tujuan
·         Memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa
·         Mentoleransi ambiguitas
·         Menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa
·         Merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui
·         Belajar dari berbagai model
·         Menikmati pekerjaan dan siswa mereka
Hal ini tidak dimaksudkan untuk menjadikan semua ciri- ciri itu harus dipenuhi seluruhnya. Karena, banyak guru yang oleh siswanya dinilai sangat baik ternyata hanya memiliki beberapa sifat yang dominan. Karakteristik yang disebutkan diatas hanya sebagai pilihan alat yang memungkinkan guru-guru menciptakan dan mempertahankan konektivitas di kelas mereka.
3.      Top 10 Kualitas Guru yang Baik
Semua guru harus menjadi guru yang baik namun kita juga tahu guru yang dikategorikan menjadi guru baik atau buruk itu seperti apa,ketika melihatnya tampil dikelas dan diluar kelas.
Dari situs http://www.ripplesofimprovement.com terungkap Top 10 kualitas guru yang baik, yang bukan tidak mungkin sangat sedikit yang memilikinya.
a)      Confidence atau keyakinan diri sendiri
b)      Patience atau kesabaran
c)      True compassion for their students
d)      Understanding atau pemahaman
e)   The ability to look at life  in a different way and to explain a topic in a different way atau kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topic dengan cara yang berbeda
f)       Dedication to excellence atau dedikasi untuk keunggulan
g)      Unwavering support atau teguh dalam memberikan dukungan
h)  Willingness to help student achieve atau kesediaan untuk membantu siswa  mencapai prestasi
i)       Pride in student’s accomplishments atau bangga atas prestasi siswa
j)     Passion for life atau bergairah untuk hidup